Monday, February 4, 2013

10 Kebenaran Tentang Geisha, Jepang

Sobat bagi kalian yang menyukai film-film drama, komedi ataupun laga Jepang tentu mengenali penampilan sosok geisha. Mereka adalah perempuan cantik dengan riasan wajah tebal khas dengan pakaian tradisional Jepang, Kimono. Namun kehadiran dan perilaku mereka sering disalah artikan oleh masyarakat awam. Sehingga profesi geisha dikonotasikan sebagai pekerjaan yang buruk, kotor dan sebagainya. Berikut  10 kebenaran tentang geisha:

1. Honko
Sobat unik harus tahu jika profesi geisha itu tidak selamanya dilakoni oleh para perempuan Jepang.  Dan memang benar ternyata kaum lelaki Jepang pun ada yang memilih menjadi geisha sebagai profesinya. Lelaki yang menjadi geisha disebut sebagai Honko, mereka pun mengerjakan sebagaimana yang dilakukan oleh para geisha, menari, berdiskusi, bernyanyi dan menemani tamunya di restoran, bar, dan rumah teh. Dan berdasarkan catatan bahwa geisha pertama, adalah seorang lelaki.

2. Pelaku Seni
Arti sebenarnya dari geisha itu sendiri adalah pelaku seni, seniman atau seniwati. Namun banyak masyarakat dunia yang menganggap profesi geisha tidak bedanya dengan pelaku prostitusi (PSK). Jika Sobat mencarinya di mesin pencarian google, maka akan ditemukan sebuah pengertian yang menyatakan bahwa geisha adalah perempuan Jepang yang dilatih untuk menghibur para pria dengan cara berbincang-bincang, menari dan bernyanyi.
Bahkan jauh di masa lalu, para geisha dipaksa melakukan sebuah upacara yang disebut dengan ‘mizuage.” Sebuah upacara menyambut datangnya masa dewasa bagi seorang perempuan. Selama upacara berlangsung para maiko (geisha yang masih dalam pendidikan) ‘dijual’ kepada penawar tertinggi untuk melepaskan masa gadisnya. Meski demikian upacara tersebut dianggap sakral dan para maiko tetap dihormati.

3. Tanpa Identitas (Anonimus)
Geisha hiding behind a fan
Sobat unik menjadi seorang geisha adalah menjadi seorang yang tidak dikenal, dan hal demikian disampaikan dalam sesi pendidikannya. Para geisha diharuskan menyembunyikan semua yang merujuk pada identitas mereka, seperti nama, alamat rumah dan sebagainya meskipun tamu itu benar-benar seorang terhormat.

4.  Aurat
Geisha serving tea to a man
Seorang geisha yang sedang melayani tamu dengan membuatkan minuman teh akan menarik kimononya, sehingga keindahan kulit lengannya dapat dilihat oleh lelaki yang menjadi tamunya. Perilaku tersebut adalah sebuah simbol sensualitas ataupun godaan yang akan dinikmati oleh tamunya, dan itu memang diharuskan.

5. Stigma
Geisha wearing a kimono and holding a fan
Seperti semua tentang geisha adalah hal yang negatif, padahal banyak hal yang tidak bisa dibayangkan dari seorang geisha terutama dalam kacamata budaya. Keberadaan dan sikap mereka sangat ekslusif, maka tak heran orang orang akan mengatakan hal apapun di luar kebenaran. Bahkan dengan adanya geisha versi modern, yang konsepnya jauh dari ajaran geisha sebenarnya, meubah semua nilai-nilai luhur geisha sebagai pelaku seni.

6. Kimono yang Didesain Khusus
Sobat unik karena seorang geisha adalah seorang yang memiliki berbagai keterampilan, bahkan untuk kimono saja mereka membuatnya sendiri. Meskipun banyak kimono yang dijual di toko-toko pakaian –tentu saja buatan mesin, namun mereka selalu menjahitnya sendiri dengan kain yang terbuat dari sutra. Kimono tersebut tidak akan mereka ganti, selama menjadi seorang geisha. Selain itu untuk merias wajah, mereka menghabiskan dua jam lamanya untuk membuat wajah dan penampilan mereka cantik dan menarik.

7. Okiya
Japanese painting of geisha holding her fan
Sobat unik para geisha bekerja di sebua tempat yang disebut dengan Okiya, dan dibina oleh seorang ‘okasan’ (nyonya rumah). Namun meskipun mereka bekerja keras menemani para tamu bahkan menjaga dan mengurus rumah para kliennya, upah mereka masuk ke kantung saku okasan. Uang tersebut akan disimpan dan  digunakan untuk merawan rumah para geisha (okiya)  serta menjaga kelangsungan bisnisnya.

8. Maiko dan Hangyoku (geisha muda)
Young maiko wearing a kimono
Maiko adalah sebutan untuk geisha muda atau perempuan yang sedang menjalani pendidikan untuk menjadi seorang geisha di Kota Kyoto. Namun di Tokyo perempuan muda  ini dikenal dengan sebutan ‘hangyoku’. Untuk membedakan keduannya adalah, para hangyoku memakai kimono yang lebih panjang dengan motif bervariasi sehingga terlihat lebih modis. Sementara  para maiko sebaliknya, mereka memakai kimono yang sama satu sama lain, bahkan tanpa motif yang ada dikainya sekalipun.

9. Geisha Tidak Boleh Menjalin Ikatan Cinta
Pretty geisha with parasol
Untuk mengatakan nama dan daerah asal mereka saja para geisha tidak diperbolehkan, apalagi menjalin hubungan asmara dengan seorang lelaki. Mereka baru boleh menjalin hubungan asmara dan menikah ketika sudah tidak lagi berprofesi sebagai geisha, atau pensiun.

10. Racun Dalam Riasan Wajahnya
Sobat unik harus tahu yang satu ini, mereka merias wajah agar terlihat putih dengan bedak yang mengandung timah. Unsur kosmetika berbahaya itu baru diketahui ketika sebuah penelitian dilakukan di era Meiji.

No comments:

Post a Comment